Jumat, 18 Maret 2016

KESEHATAN MENTAL

KESEHATAN MENTAL

A.      Konsep sehat
*      Konsep sehat berdasarkan dimensi emosi, intelektual, sosial, fisik dan spiritual:
·        Konsep sehat berdasarkan dimensi emosi
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Dan sehat emosional adalah seseorang yang dapat menjaga atau mengontrol amarahnya ketika dia sedang kesal.
·        Konsep sehat berdasarkan dimensi intelektual                              Dikatakan sehat  secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan
·        Konsep sehat berdasarkan dimensi sosial  
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa social yang baik. Dapat Nampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, 
agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
·        Konsep sehat berdasarkan dimensi fisik     
Sehat secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut tidak mengalami cacat atau sebagainya. Terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
·        Konsep sehat berdasarkan dimensi spiritual
Sehat yang sangat penting juga sehat tidaklah hanya jasmani, sehat dalam rohani pun juga sangat penting.Spiritual sehat terlihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (
Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
*       Sejarah kesehatan mental
Penyakit mental sama usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek moyang homo sapiens mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo sapiens sendiri. Mereka dan keturunan mereka sangat takut akan predator. Mereka menderita berbagai kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka juga merusak mental orang-orang lain pada perkelahian-perkelahian. Sejak itu manusia dengan rasa putus asaselalu berusaha menjelaskan penyakit mental, mengatasinya, dan memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasannya sederhana, ia menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala alam, pengaruh buruk orang lain, atau roh-roh jahat.
Semua nenek moyang homo sapiens kadang-kadang harus memperhatikan kesehatan mental. Ia mungkin menghibur seorang kawannya yang sedang kebingungan, atau berteriak dengan menatap ke langit yang gelap untuk menjernihkan pikirannya ketika bangun dari mimpi buruk dicakar harimau. Dewasa ini juga manusia masih berusaha menjelaskan penyakit mental dan persoalan menghilangkan penyakit mental itu dan hal ini merupakan teka teki yang paling sulit selama berabad-abad.
Kita dapat membandingkan persoalan-persoalan mental dengan mata uang yang mempunyai dua sisi di mana sisi yang satu sakit sedangkan sisi yang lain sehat. Hari ini tampaknya kemungkinan untukmelihat kedua sisi itu kira-kira 50 : 50, tetapi mungkin hari esok akan lain lagi ceritanya karena ilmu pengetahuan mungkin akhirnya akan menguasai persoalan-persoalan mental sesuatu yang paling sulit dari semua bidang untuk diteliti. Sebelum hari esok dan selagi hari ini masih berlangsung, marilah kita memperhatikan sejenak masa lampau mental manusia serta gangguannya. Retrospeksi akan memberikan perspektif dan kerangka untuk memahami apa yang dihadapi sekarang dan kemungkinan-kemungkinan masa depan.
Hanya perlu diketahui di sini bahwa sejarah yang tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara-cara menguranginya atau menghilangkannya. Pada umumnya hal tersebut mencerminkan tingkat pengetahuan dan kecenderungan-kecenderungan religious, filosofis, dan keyakinan-keyakinan serta kebiasaan-kebiasaan masyarakat zaman itu. Tidak mengherankan bahwa usaha-usaha lebih awal dalam menangani masalah tersebut penuh dengan kesulitan, dan perkembangan ilmu kesehatan mental sendiri sangat lambat. Hal ini disebabkan oleh dua alasan, pertama, sifat dari masalah-masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi hal tersendiri karena perasaan takut, malu, dan bersalah dalam keluarga-keluarga dan masyarakat dari para pasien. Oleh karena itu, penanganan terhadap orang-orang yang sakit mental diserahkan kepada Negara atau lembaga agama yang menjadi pelindung baik tingkah laku kelompok maupun tingkah laku individu. Kedua, perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat dan sporadis, dan banyak kemajuan sangat penting yang telah dicapai mendapat perlawanan yang sangat keras. Ini merupakan hal yang khas bagi ilmu kesehatan mental dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain. Dalam meninjau kisah historis yang berikut, orang hendaknya menahan diri untuk memandang dengan perasaan khawatir atau mengkritik terlalu pedas. Meskipun benar bahwa pada masa-masa awal orang yang sakit mental dipahami secara salah atau sering diperlakukan dengan kurang baik, namun banyak orang normal/sehat bukanlah orang-orang yang paling bahagia.

*      pendekatan kesehatan mental meliputi:
Kesehatan mental bukanlah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, kesehatan mental ini terdiri dari banyak bidang ilmu baik yang secara langsung membidangi kesehatan ataupun tidak. Dibalik berbagai konsep kesehatan mental beberapa ahli menemukan orientasi umum dan pola wawasan mental. Salah satu yang mengembangkan orientasi umum dan pola wawasan mental ini adalah Saparinah Sadli. Beliau mengemukakan tiga macam orientasi besar dalam kesehatan mental. Pertama orientasi klasik, orientasi penyesuaian diridan yang terakhir adalah orientasi pengembangan potensi.
1.     Pertama beliau mengemukakan tentang orientasi klasik. Orientasi klasik menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari”. Dalam definisi ini, orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran.
2.     Kedua Saparinah Sadli mengemukakan, orientasi penyesuaian diri.Orientasi penyesuaian diri adalah “seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangakan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya”. Definisi diatas berarti, orang dikatan sehat apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. 
3.     Terakhir beliau megemukakan tentang orientasi pengembangan potensi. Orientasi pengembangan potensi menurut beliau adalah “seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Definisi diatas berarti orang dikatakan sehat apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat diluar sana.
B.      TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
I.     Aliran Psikoanalisis
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang.Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar. Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh. Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
·        Alam Tidak Sadar
     Alam tidak sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja bersifat tidak rasional.Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi) menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain, keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.Tentu saja, alam tidak sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation), pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi (projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).


·        Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari, tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964). Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian beralih ke pemikiran lain.Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi, salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.

·        Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari luar. Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.

II.   Aliran Behevioristik
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).Teori-teori behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1.      Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
2.       Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium.Manusia dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh lingkGungan.

III.    ALIRAN HUMANISTIK
Setiap ahli teori mengemukakan pandangannya sendiri yang khas tentang pertumbuhan dan pemenuhan psikologis dan petunjuk terhadapnya.
Konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang, dan kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui, dan hal yang belum jelas kebenarannya. Banyak ahli psikologi percaya bahwa penelitian tentang kepribadian sehat akan menjadi fokus utama psikologi.
*           Membedakan aliran Psikoanalisa, Behavioristik dan Humanistik
Ahli-ahli psikologi humanistic semakin kritis, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia, mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritik ini adalah bahwa behaviorisme memperlakukan manusia sebagai mesin. “Suatu sistem kompleks yang bertingkah laku berdasarkan cara-cara yang sesuai hukum.”
Individu digambarkan sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya, dengan banyak spontanitas, dan kegembiraan hidup. Psikoanalisis telah memberi kepada kita sisi yang sakit terhadap sifat manusia karena hanya berpusat pada tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti ajaran-ajarannya, mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional, bukan kepribadian yang sehat.
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi untuk tumbuh. Segi pandangan ini memberikan suatu gambaran yang pesimistis tentang kodrat manusia. Para behavioris beranggapan orang-orang yang memberikan respon secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh para ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan biologis dan masa kanak-kanak.
IV.    PENDAPAT ALLPORT
*       Perkembangan propium sebagai dasar perkembangan kepribadian sehat
Proprium adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego sebagai sesuatu yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan jasmaniah, identitas diri, harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak lahir melainkan berkembang karena perkembangan individu. Allport menghindari ego sebagai penggerak utama kepribadian.
1.“Diri” Jasmaniah
2. Identitas-diri.
3. Harga-diri.
4. Perluasan diri.
5. Gambaran diri.
6. Diri sebagai Pelaku Rasional.
7. Perjuangan proprium
Pandangan-pandangan pribadi dan professional dari Allport berbeda dengan pandangan-pandangan Freud dan gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar dan kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh setan-setan yang ada jauh di dalam mereka. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh yang penting pada tingkah laku orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat dan berfungsi pada tingkat rasional yang sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
*      Ciri-Ciri Kepribadian Matang:
·         Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau.
·         Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan oleh intense-intensi ke arah masa depan dan antisipasi masa depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa kontemporer dan peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan dalam memilih dan bertindak.
·         Allport percaya bahwa sama sekali tidak ada kesamaan fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Allport mengetahui perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia sehat, maka dia lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang.

Referensi:
Schultz, D., 1983, Psikologi Pertumbuhan, Model-Model kepribadian yang Sehat, Kanisius, Yogyakarta
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.



Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  :
 Fajar Media Press 
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
                        Stain Press
 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  :
                        Kanisius
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta : Salemba Humanika.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar