KESEHATAN
MENTAL
A.
Konsep sehat
·
Konsep sehat
berdasarkan dimensi emosi
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Dan sehat emosional adalah seseorang yang dapat menjaga atau mengontrol amarahnya ketika dia sedang kesal.
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Dan sehat emosional adalah seseorang yang dapat menjaga atau mengontrol amarahnya ketika dia sedang kesal.
·
Konsep
sehat berdasarkan dimensi intelektual Dikatakan sehat secara intelektual yaitu
jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat
realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil
keputusan
·
Konsep
sehat berdasarkan dimensi sosial
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa social yang baik. Dapat Nampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa social yang baik. Dapat Nampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
·
Konsep
sehat berdasarkan dimensi fisik
Sehat secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut tidak mengalami cacat atau sebagainya. Terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Sehat secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut tidak mengalami cacat atau sebagainya. Terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
·
Konsep
sehat berdasarkan dimensi spiritual
Sehat yang sangat penting juga sehat tidaklah hanya jasmani, sehat dalam rohani pun juga sangat penting.Spiritual sehat terlihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Sehat yang sangat penting juga sehat tidaklah hanya jasmani, sehat dalam rohani pun juga sangat penting.Spiritual sehat terlihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
Penyakit mental sama
usianya dengan manusia. Meskipun secara mental belum maju, nenek moyang homo
sapiens mengalami gangguan-gangguan mental seperti halnya dengan homo sapiens
sendiri. Mereka dan keturunan mereka sangat takut akan predator. Mereka
menderita berbagai kecelakaan dan demam yang merusak mental mereka, dan mereka
juga merusak mental orang-orang lain pada perkelahian-perkelahian. Sejak itu
manusia dengan rasa putus asaselalu berusaha menjelaskan penyakit mental,
mengatasinya, dan memulihkan kesehatan mental. Mula-mula penjelasannya
sederhana, ia menghubungkan kekalutan-kekalutan mental dengan gejala-gejala
alam, pengaruh buruk orang lain, atau roh-roh jahat.
Semua nenek moyang homo sapiens kadang-kadang harus
memperhatikan kesehatan mental. Ia mungkin menghibur seorang kawannya yang
sedang kebingungan, atau berteriak dengan menatap ke langit yang gelap untuk
menjernihkan pikirannya ketika bangun dari mimpi buruk dicakar harimau. Dewasa
ini juga manusia masih berusaha menjelaskan penyakit mental dan persoalan
menghilangkan penyakit mental itu dan hal ini merupakan teka teki yang paling
sulit selama berabad-abad.
Kita dapat membandingkan persoalan-persoalan mental
dengan mata uang yang mempunyai dua sisi di mana sisi yang satu sakit sedangkan
sisi yang lain sehat. Hari ini tampaknya kemungkinan untukmelihat kedua sisi
itu kira-kira 50 : 50, tetapi mungkin hari esok akan lain lagi ceritanya karena
ilmu pengetahuan mungkin akhirnya akan menguasai persoalan-persoalan mental
sesuatu yang paling sulit dari semua bidang untuk diteliti. Sebelum hari esok
dan selagi hari ini masih berlangsung, marilah kita memperhatikan sejenak masa
lampau mental manusia serta gangguannya. Retrospeksi akan memberikan perspektif
dan kerangka untuk memahami apa yang dihadapi sekarang dan
kemungkinan-kemungkinan masa depan.
Hanya perlu diketahui di sini bahwa sejarah yang
tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan
cara-cara menguranginya atau menghilangkannya. Pada umumnya hal tersebut
mencerminkan tingkat pengetahuan dan kecenderungan-kecenderungan religious,
filosofis, dan keyakinan-keyakinan serta kebiasaan-kebiasaan masyarakat zaman
itu. Tidak mengherankan bahwa usaha-usaha lebih awal dalam menangani masalah
tersebut penuh dengan kesulitan, dan perkembangan ilmu kesehatan mental sendiri
sangat lambat. Hal ini disebabkan oleh dua alasan, pertama, sifat
dari masalah-masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya
menjadi hal tersendiri karena perasaan takut, malu, dan bersalah dalam
keluarga-keluarga dan masyarakat dari para pasien. Oleh karena itu, penanganan
terhadap orang-orang yang sakit mental diserahkan kepada Negara atau lembaga
agama yang menjadi pelindung baik tingkah laku kelompok maupun tingkah laku
individu. Kedua, perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu
lambat dan sporadis, dan banyak kemajuan sangat penting yang telah dicapai
mendapat perlawanan yang sangat keras. Ini merupakan hal yang khas bagi ilmu
kesehatan mental dibandingkan dengan disiplin-disiplin ilmu yang lain. Dalam
meninjau kisah historis yang berikut, orang hendaknya menahan diri untuk
memandang dengan perasaan khawatir atau mengkritik terlalu pedas. Meskipun
benar bahwa pada masa-masa awal orang yang sakit mental dipahami secara salah atau
sering diperlakukan dengan kurang baik, namun banyak orang normal/sehat
bukanlah orang-orang yang paling bahagia.
Kesehatan
mental bukanlah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, kesehatan mental ini
terdiri dari banyak bidang ilmu baik yang secara langsung membidangi kesehatan
ataupun tidak. Dibalik berbagai konsep kesehatan mental beberapa ahli menemukan
orientasi umum dan pola wawasan mental. Salah satu yang mengembangkan orientasi
umum dan pola wawasan mental ini adalah Saparinah Sadli. Beliau
mengemukakan tiga macam orientasi besar dalam kesehatan mental. Pertama orientasi
klasik, orientasi penyesuaian diridan yang terakhir adalah orientasi
pengembangan potensi.
1. Pertama beliau mengemukakan tentang orientasi klasik. Orientasi
klasik menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai
keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau
perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak
sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari”. Dalam definisi ini,
orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak
mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam
kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya
diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya
ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran.
2. Kedua Saparinah Sadli mengemukakan, orientasi penyesuaian diri.Orientasi
penyesuaian diri adalah “seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu
mengembangakan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan
sekitarnya”. Definisi diatas berarti, orang dikatan sehat apabila ia mampu
bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial
yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Terakhir beliau megemukakan tentang orientasi pengembangan potensi. Orientasi
pengembangan potensi menurut beliau adalah “seseorang dianggap mencapai taraf
kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya
menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya
sendiri. Definisi diatas berarti orang dikatakan sehat apabila ia berhasil
mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki
sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat diluar sana.
B. TEORI KEPRIBADIAN SEHAT
I. Aliran Psikoanalisis
Sigmund
Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud
pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang
tidak normal atau menyimpang.Sumbangan terbesar Freud pada teori kepribadian
adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia
termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari.
Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan
alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi dua tingkat, alam tidak sadar dan
alam bawah sadar. Dalam psikologi Freudian, ketiga tingkat kehidupan mental ini
dipahami, baik sebagai proses maupun lokasi. Tentu saja, keberadaan lokasi dari
ketiga tingkat tersebut bersifat hipotesis dan tidak nyata ada di dalam tubuh.
Sekalipun demikian, ketika membahas alam tidak sadar, Freud melihatnya sebagai
suatu alam tidak sadar sekaligus proses terjadi tanpa disadari.
·
Alam Tidak Sadar
Alam tidak
sadar (unconscious) menjadi tempat bagi segala dorongan, desakan maupun insting
yang tak kita sadari tetapi ternyata mendorong perkataan, perasaan dan tindakan
kita. Sekalipun kita sadar akan perilaku kita yang nyata, sering kali kita
tidak menyadari proses mental yang ada dibalik perilaku tersebut. Misalnya
seorang pria bisa saja mengetahui bahwa ia tertarik pada seorang wanita tetapi
tidak benar-benar memahami alasan dibalik ketertarikannya, yang bisa saja
bersifat tidak rasional.Dorongan tidak sadar ini muncul di alam bawah sadar
setelah menjalani transformasi tertentu. Contohnya, seseorang dapat
mengekspresikan dorongan erotis atau keinginan untuk melukai orang lain dengan
cara menggoga atau mengolok-olok orang lain. Dorongan sejati (seks atau agresi)
menjadi terselubung dan tersembunyi dari alam sadar kedua orang tersebut. Akan
tetapi, alam tidak sadar orang kedua secara langsung. Keduanya dapat memuaskan
dorongan seksual maupun agresif, tetapi tak satupun di antara mereka menyadari
motif di balik godaan atau olok-olok tersebut. Dengan cara inilah, alam tidak
sadar seseorang bisa berkomunikasi dengan alam tidak sadar dari orang lain,
keduanya sama-sama tidak sadar akan proses tersebut.Tentu saja, alam tidak
sadar bukan berarti tidak aktif atau dorman. Dorongan-dorongan di alam tidak
sadar terus-menerus berupaya agar disadari, dan kebanyakan berhasil masuk ke
alam sadar, sekalipun tak lagi muncul dalam bentuk asli. Pikiran-pikiran yang
tak disadari ini bisa dan memang memotivasi manusia. Contohnya, amarah sseorang
anak terhadap sang ayah bisa terselubung dalam bentuk kasih sayang yang
berlebihan. Apabila tak bisa disembunyikan, rasa marah seperti ini sudah tentu
akan menyebabkan si anak merasa sangat cemas. Oleh karena itu, alam bawah
sadarnya memotivasinya untuk mengekspresikan rasa marah melalui ungkapan rasa
cinta dan pujian yang berlebihan. Agar selubung itu benar-benar berhasil
mengelabui orang tersebut, maka sering kali perasaan tersebut muncul dalam
bentuk yang sama sekali berbeda dengan perasaan yang sebenarnya, tetapi selalu
muncul dalam bentuk yang berlebihan dan penuh kepura-puraan. (Mekanisme ini
dikenal dengan pembentukan reaksi (reaction formation) yang akan dibahas secara
terpisah dibagian berjudul Mekanisme Pertahanan (Defense Mechanism) yang
terdiri dari represi (repression), pembentukan reaksi (reaction formation),
pengalihan (displacement), fiksasi (fixation), regresi (regression), proyeksi
(projection), introyeksi (introjection), dan sublimasi (sublimation).
·
Alam Bawah Sadar
Alam bawah sadar (preconscious) ini memuat semua elemen yang tak disadari,
tetapi bisa muncul kesadaran dengan cepat atau agak sukar (Freud, 1993/1964).
Isi alam bawah sadar ini datang dari dua sumber, yang pertama adalah persepsi
sadar (conscious perception). Apa yang dipersepsikan orang secara sadar dalam
waktu singkat, akan segera masuk ke dalam alam bawah sadar selagi fokus perhatian
beralih ke pemikiran lain.Sumber kedua dari gambaran-gambaran bawah sadar
adalah alam tidak sadar. Sedangkan sejumlah gambaran lain dari alam tidak sadar
bisa masuk ke alam sadar karena bersembunyi dengan baik dalam bentuk mimpi,
salah ucap, ataupun dalam bentuk pertahanan diri yang kuat.
·
Alam Sadar
Alam sadar (conscious), yang memainkan peran tak berarti dalam teori
psikoanalisis, didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat
berada dalam kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang
bisa langsung kita raih. Ada dua pintu yang dapat dilalui oleh pikiran agar
bisa masuk ke alam sadar yaitu sistem kesadaran perseptual (perceptual
conscious), yaitu terbuka pada dunia luar dan berfungsi sebagai perantara bagi
persepsi kita tentang stimulus dari luar. Sumber kedua bagi elemen alam sadar
ini datang dari dalam struktur mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak
mengancam yang datang dari alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang
membuat cemas, tetapi terselubung dengan rapi yang berasal dari alam tidak sadar.
II.
Aliran Behevioristik
Behaviorisme atau Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah
filosofi dalam psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang
dilakukan organisme — termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan
harus dianggap sebagai perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian
dapat digambarkan secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal
atau konstrak hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua
teori harus memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara
proses yang dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang
diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).Teori-teori behavioristik
adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung
belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku manusia adalah
hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan
behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1. Perilaku harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri
individu
2. Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah
objektif dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium.Manusia
dianalogikan atau dianggap sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin
kehidupan. Behavioristik memiliki pandangan tentang kehendak bebas yaitu
perilaku yang ditentukan oleh lingkGungan.
III.
ALIRAN HUMANISTIK
Setiap ahli teori mengemukakan pandangannya sendiri yang khas tentang
pertumbuhan dan pemenuhan psikologis dan petunjuk terhadapnya.
Konsep kepribadian yang sehat sangat penting. Isinya sulit, menantang, dan
kompleks, penuh dengan hal-hal yang tidak diketahui, dan hal yang belum jelas
kebenarannya. Banyak ahli psikologi percaya bahwa penelitian tentang
kepribadian sehat akan menjadi fokus utama psikologi.
Ahli-ahli psikologi
humanistic semakin kritis, karena mereka percaya bahwa behaviorisme dan
psikoanalisis memberikan pandangan-pandangan terbatas tentang kodrat manusia,
mengabaikan puncak-puncak yang akan didaki oleh orang-orang yang memiliki
potensi. Tuduhan dari pengeritik-pengeritik ini adalah bahwa behaviorisme
memperlakukan manusia sebagai mesin. “Suatu sistem kompleks yang bertingkah
laku berdasarkan cara-cara yang sesuai hukum.”
Individu digambarkan
sebagai suatu organisme yang tersusun baik, teratur, dan ditentukan sebelumnya,
dengan banyak spontanitas, dan kegembiraan hidup. Psikoanalisis telah memberi
kepada kita sisi yang sakit terhadap sifat manusia karena hanya berpusat pada
tingkah laku yang neurotis dan psikotis. Freud dan orang-orang yang mengikuti
ajaran-ajarannya, mempelajari kepribadian yang terganggu secara emosional,
bukan kepribadian yang sehat.
Baik behaviorisme maupun psikoanalisis tidak berbicara mengenai potensi
untuk tumbuh. Segi pandangan ini memberikan suatu gambaran yang pesimistis
tentang kodrat manusia. Para behavioris beranggapan orang-orang yang memberikan
respon secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan oleh para
ahli-ahli psikoanalisis sebagai korban dari kekuatan biologis dan masa
kanak-kanak.
IV. PENDAPAT
ALLPORT
Proprium adalah istilah yang
digunakan untuk menunjukkan ego. Proprium menggambarkan ego sebagai sesuatu
yang dengan segera dapat kita sadari meliputi perasaan jasmaniah, identitas
diri, harga diri, rasa keakuan, gambaran diri. Proprium tidak dibawa sejak
lahir melainkan berkembang karena perkembangan individu. Allport menghindari
ego sebagai penggerak utama kepribadian.
1.“Diri” Jasmaniah
2. Identitas-diri.
3. Harga-diri.
4. Perluasan diri.
5. Gambaran diri.
6. Diri sebagai Pelaku Rasional.
7. Perjuangan proprium
1.“Diri” Jasmaniah
2. Identitas-diri.
3. Harga-diri.
4. Perluasan diri.
5. Gambaran diri.
6. Diri sebagai Pelaku Rasional.
7. Perjuangan proprium
Pandangan-pandangan pribadi dan professional dari Allport berbeda dengan pandangan-pandangan
Freud dan gambaran kodrat manusia yang diutarakan Allport adalah positif, penuh
harapan, dan menyanjung-nyanjung. Karena itu salah satu pendekatan yang berguna
terhadap pemahaman segi pandangan psikologis Allport adalah mengemukakan tema-tema
pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu
berbeda dari apa yang terdapat pada Freud.
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan
dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar dan kekuatan yang tidak dapat
dilihat dan dipengaruhi. Orang-orang yang sehat tidak didorong oleh
konflik-konflik tak sadar dan tingkah laku mereka tidak ditentukan oleh
setan-setan yang ada jauh di dalam mereka. Allport percaya bahwa
kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh yang penting pada tingkah
laku orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu-individu yang sehat dan
berfungsi pada tingkat rasional yang sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang
membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan itu juga.
·
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma
dan konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin
erat pada pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari
paksaan-paksaan masa lampau.
·
Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh
masa sekarang dan oleh intense-intensi ke arah masa depan dan antisipasi masa
depan. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, kepada peristiwa kontemporer
dan peristiwa yang akan datang dan tidak mundur kembali kepada peristiwa
kanak-kanak. Segi pandangan yang sehat ini memberi jauh lebih banyak kebebasan
dalam memilih dan bertindak.
·
Allport percaya bahwa sama sekali tidak ada kesamaan
fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Allport mengetahui
perbedaan-perbedaan antara manusia yang neurotis dan manusia sehat, maka dia
lebih suka mempelajari hanya orang-orang dewasa yang matang.
Referensi:
Schultz, D., 1983, Psikologi Pertumbuhan, Model-Model kepribadian yang
Sehat, Kanisius, Yogyakarta
Yustinus
Semiun. OFM. 2006. Kesehatan
Mental. Yogyakarta : Kanisius
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta
:
Fajar Media Press
Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
Stain Press
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan.
Yogyakarta :
Kanisius
Feist,
Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality).
Jakarta : Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar