Jumat, 27 Mei 2016

kesehatan mental #



A.   PENYESUAIAN DIRI dan PERTUMBUHAN

1.     Pengertian Penyesuaian Diri


Penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai interaksi Anda yang kontinu dengan diri Anda sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda (Calhoun dan Acocella dalam Sobur, 2003:526).
            Penyesuaian diri merupakan suatu konstruksi/bangunan psikologi yang luas dan komplek, serta melibatkan semua reaksi individu terhadap tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri. Dengan perkataan lain, masalah penyesuaian diri menyangkut aspek kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan dalam dan luar dirinya (Desmita, 2009:191).
Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis (Kartini Kartono, 2002:56).
Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.
Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

2.     Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara terus-menerus.
a)     Proses Pertumbuhan Individu secara fisik 
Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus menerus. Penyesuaian diri dengan lingkungan nya pun terus berkembang.
b)    Variasi dalam Pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
c)     Kondisi-Kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani  seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
       I.            Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
     II.            Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali, dan
  III.            Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.
d)    Fenomenologi pertumbuhan
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik. Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33). 



B.    STRESS

1.     Pengertian Stress
Stres merupakan kondisi psikofisik yang ada dalam diri setiap orang. Artinya stres dialami oleh setiap orang, tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status sosial ekonomi. Stres bisa dialami oleh bayi, anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Bahkan mungkin stres juga dialami oleh makhluk hidup lainnya.

Menurut Sopiah (2008:85) stres merupakan suatu respons adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan seseorang.
Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya. Stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
2.     Efek dari stress
Pada Tubuh
o   Sakit kepala
o   Ketegangan atau nyeri otot
o   Nyeri dada
o   Kelelahan
o   Perubahan dalam gairah seks
o   Gangguan perut
o   Masalah Tidur
Pada Perasaan
o   Kecemasan
o   Gelisah
o   Kurangnya motivasi atau fokus
o   Lekas ​​marah
o   Kesedihan atau depresi
Pada Perilaku
o   Kurang nafsu makan atau malah makan berlebihan
o   Kemarahan yang meledak ledak
o   Penyalahgunaan obat atau alkohol
o   Penarikan sosial
o   Merokok

3.     Faktor Penyebab Stres
Stres dapat terjadi karena: (1) fisik-biologik, penyakit sulit disembuhkan, cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2) psikologik, negatif thinking , sikap permusuhan, iri hati, dendan dan sejenisnya; (3) sosial: (a ) kehidupan keluarga yang tidak harmonis; (b) faktor pekerjaan; (c) iklim lingkungan.
Penyebab Stres yang bukan bersumber dari pekerjaan: (1) Ttime based confict, konflik terjadi karena menyeimbangkan tuntutan waktuantara pekerjaan dengan tugas rumah tangga, misalnya wanita yang berperan ganda; (2) Strain based conflict, terjadi ketika stres dari sumber meluap melebihi kemampuan yang dimiliki orang tersebut, misalnya kematian suami atau isteri; (3) Role behavior conflict, tiap karyawan memiliki peran dalam pekerjaan, Ia juga dituntut lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan tuntutan pekerjaan; (4) Stres karena adanya perbedaan individu.
4.     Tipe-tipe stress :
1.                Tekanan : hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran
dengan individu. Paras tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak balas. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan harian. Ia merujuk kepada kaedah yang menyebabkan ketenangan individu terasa di ancam oleh peristiwa persekitaran dan menyebabkan individu tersebut bertindak balas. Anda boleh mengalami tekanan ketika di tempat kerja, menyesuaikan diri dengan persekitaran baru, atau melalui hubungan sosial. Tekanan mental yang sederhana boleh menjadi pendorong kepada satu-satu tindakan dan pencapaian tetapi kalau tekanan mental anda itu terlalu tinggi, ia boleh menimbulkan masalah sosial dan seterusnya menggangu kesehatan anda.
2.                Frustasi : adalah suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3.                 Konflik : Berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
4.                Kecemasan : Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi kecemasan, antara lain :
·        Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

5.                 Ceritakan apakah kalian pernah mengalami stress dan bagaimana cara kalian mengatasi stress tersebut.
Saya pernah mengalami stress saat saya dihadapkan dengan tugas yang menumpuk ditambah lagi tugas tersebut tidak cepat selesai dan terkadang ada saja halangan yang datang seperti laptop lagi eror, kuota internet habis, buku yang tidak lengkap dan halangan lainnya. Dan cara saya mengatasi stress tersebut saya akan tinggalkan tugas itu beberapa jam dengan mencari hiburan seperti bermain game, mendengarkan musik dan biasanya makan makanan ringan kalau bisa cokelat karena banyak orang bilang kalau cokelat  bisa mengurangi stress lalu setelah saya merasa jauh lebaih baik saya akan meneruskan tugas saya dengan memutar lagu saat mengerjakan tugas agar suasananya jauh lebih nyaman.

Daftar pustaka:

Christian,M.2005.Jinakkan stress.Bandung:Nexx Media
Smet,Bart.1994.Psikologi kesehatan.Jakarta:Gramedia.
Prabowo, Hendro. 1998. Arsitektur, Psikologi dan Masyarakat. Depok: Gunadarma.
Yusuf, M. 2008. Kesehatan Mental. Bandung: RIZQI PRESS.
Sumber: American Psychological Association
Prof Dr. H. Baharudin. M.Pd.I.(2009).pendidikan dan psikologi pertumbuhan.yogyakarta. Ar-Ruzz Media
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta : PT Bumi Aksar
·  Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya
·  Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta